Sabtu, 28 Februari 2015

Penggunaan Alat Ukur untuk Kehidupan Sehari-hari

Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan satuan. Untuk melakukan pengukuran diperlukan alat ukur. Sebagai contoh untuk mengukur besaran panjang digunakan alat ukur mistar dan menggunakan satuan meter.
Penjual emas menggunakan neraca untuk mengukur massa emas. Penjual bensin menggunakan mesin khusus untuk mengukur volume minyak, sedangkan tukang kayu menggunakan mistar untuk mengukur panjang kayu.
      
Dalam fisika kegiatan mengukur memiliki peranan yang sangat penting. Semua besaran yang dikaji dalam fisika dapat diukur baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran dalam fisika bertujuan untuk memperoleh data empiris untuk mendukung suatu teori yang logis. Teori logis yang sesuai dengan data empiris inilah yang dimaksud dengan pengetahuan ilmiah. Apakah jin dan syetan termasuk pengetahuan ilmiah.

Pengukuran panjang

a. Mistar
adalah alat ukur panjang yang memiliki skala terkecil 1 mm. Mistar ini memiliki ketelitian 0,5 mm yaitu setengah skala terkecil. Ketelitian adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur oleh alat ukur.
Mistar banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari, sebagai misal digunakan untuk mengukur panjang suatu meja, kain, buku, ruangan kelas dan lain lain. Untuk mengukur besaran yang nilainya lebih besar lagi digunakan rol meter. Rol meter dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu bidang tanah, ataupun panjang suatu jalan. Skala terkecil dari rol meter adalah centimeter ( cm ).


Gambar di atas adalah cntoh hasil pegukuran panjang pensil. Panjang pensil di antara 47 mm dan 48 mm, sehingga skala mistar yang dibaca adalah 47mm. Kelebihannya diperkirakan setengah dari skala terkecil yaitu 0,5mm. Sehingga hasil pengukuran adalah 47,5 mm.
Contoh pengukuran dengan mistar:
ukur panjang
Panjang balok di atas adalah 3,2 cm atau 32 mm.

b. Meteran lipat (pita pengukur)

meteran pita
  • Digunakan untuk megukur suatu obyek yang tidak bisa dilakukan dengan mistar, misalnya karena ukurannya terlalu panjang atau bentuknya tidak lurus.
  • Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 1 mm.
C. Jangka Sorong
Dalam bidang teknik, jangka sorong sering digunakan untuk mengukur diameter baut ataupun mur. Secara umum, jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter dalam maupun diameter luar suatu benda berbentuk tabung. Jangka sorong juga digunakan untuk mengukur kedalam suatu tabung.
Jangka sorong terdiri dari bagian yang tetap yang dihubungkan dengan rahang tetap dan bagian yang dapat digeser yang dihubungkan dengan rahang geser. Pada bagian yang tetap terdapat skala utama dengan skala terkecil 1mm. Sedang pada rahang sorong terdapat skala nonius dari 1 sd 10. Panjang 10 skala nonius sama dengan 9mm, sehingga 1 skala nonius sama dengan 0,9mm. Ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm yaitu selisih antara 1 skala utama dengan 1 skala nonius.
Gambar di atas adalah contoh skala hasil pengukuran dengan jangka sorong. Pembacaan skala tersebut adalah mengikuti urutan 1, 2 dan 3 yaitu:
1). Perhatikan skala 0 nonius ini, kemudian tentukan skala utama sebelum 0 nonius.
2). Nomor 2 adalah skala utama sebelum nol nonius yaitu 52 mm
3). Nomor 3 adalah skala nonius yang lurus dengan skala utama, yaitu skala nonius 6. Skala ini bernilai 6×0,1mm =0,6 mm.
Hasil : 52 + 0,6 = 52,6 mm.
Cara membaca skala:
baca skala
Hasil pembacaan =  4,74 cm atau 47,4 mm
D. Mikrometer
Mikrometer skrup digunakan untuk mengukur panjang, lebar ataupun diameter benda yang relative kecil. Pada gambar di atas adalah contoh pengukuran diameter bola peluru. Mikrometer sering digunakan untuk mengukur tebal plat logam ataupun diameter silinder kawat.
Mikrometer sekrup terdiri dari silinder tetap dan silinder yang dapat diputar (bidal). Pada silinder tetap terdapat skala utama, sedangan pada bidal terdapat skala nonius. Apabila bidal diputar kanan maka bidal akan maju mendekati nol skala utama atau sebaliknya.
Skala utama mikrometer skrup ditera sehingga skala terkecilnya adalah 0,5 mm. Sedangkan skala nonius dibagi menjadi 50 yaitu dari 0 sampai 49. Mikrometer diset sehingga apabila bidal diputar sekali maka bidal akan maju atau mundur 0,5 mm atau skala nonius berputar 50 skala. Dari seting seperti ini diperoleh:
50 skala nonius= 0,5 mm
atau 1 nonius = 0,01 mm
Contoh di atas adalah skala hasil pengkuran dengan mikrometer skrup. Cara membacanya adalah sebagai berikut.
Nomor 1, menunjukkan skala utama yang tidak tertutup bidal yaitu 3,5 mm.
Nomor 2, menunjukkan skala nonius yang lurus dengan sumbu utama yaitu 27 atau 0,27 mm.
Hasil pengukuran adalah:3,5 mm + 0,27 mm = 3,77 mm
mikrmeter
Satuan
1 m = 103 mm (mili meter) 1 m = 10-3 km (kilo meter)
1 m = 106 μm (mikro meter 1 m = 10-6 Mm (Mega meter)
1 m = 109 nm (nano meter) 1 m = 10-9 Gm (Giga meter)
1 m = 1012 pm (pico meter) 1 m = 10-12 Tm (Tera meter0
Masa
Masa adalah besaran yang menyatakan banyaknya zat. Massa bersifat tetap tidak tergantung besaran lain seperti suhu, tempat dan waktu. Satuan massa adalah kg (kilogram). Satu kilogram adalah sama dengan massa satu liter air murni pada suhu 40C.
Pengukuran massa dalam fisika meliputi ukuran yang sangat kecil sampai ukuran yang sangat besar. Massa elektro 9,1 10-31 kg sampai massa matahari 1,9 1030 kg. Dalam kehidupan sehari-hari pengukuran massa merupakan kegiatan yang sangat penting, khususnya dalam hal jual beli. Perhatikanlah bagaimana penjual beras, penjual emas melakukan jual beli.
Gambar di atas adalah gambar neraca ohaus dengan 4 lengan. Contoh skala hasil pengukuran dengan neraca ohauss ini ditunjukkan dengan gambar di sebalah kanan. Hasil pengukuran itu adalah 100+30+8+0,57 =138,57 gr.
Terdapat banyak jenis neraca yang dapat digunakan untuk mengukur massa. Diantaranya adalah neraca sama lengan ( neraca langkan) neraca ohaus dan timbangan. Neraca sama lengan memiliki ketelitian 0,001 gram, neraca Ohaus memiliki ketelitian 0,01 gram, sedangkan timbangan memiliki ketelitian 1 ons.

0 komentar:

Posting Komentar