Jumat, 31 Oktober 2014

Seutas Mimpi

Ya, semuanya berjalan seperti biasanya. Satu dua hari berlalu, bahkan aku selalu menghitung hari dimana kita bisa menjalaninya bersama. Walau aku sendiri tau, waktu yang selalu merebut mu dariku. Dalam acara apapun. Waktu lagi-lagi mengambil jatah hadir mu di hatiku.
Aku kesepian? Kamu bisa lihat, aku tentu saja tidak kesepian. Aku punya banyak teman yang bisa kuajak bicara. Tentu saja bukan aku yang kesepian. Tapi hatiku yang selalu menanti kehadiranmu. Seakan bertanya-tanya. Kapan kamu akan datang lagi dan melepas semua tugas dari waktu hanya untukku? Hanya untuk hatiku?
Aku pikir kamu mulai sibuk, sudah melupakanku ya?
Bahkan ada masanya aku harus berada dalam pilihan yang paling rumit dalam hidupku. Mengakhiri atau diakhiri.
Sekarang pilihan pertama ada di tanganku. Dan tepat lebih dua hari setelah anniversary satu minggu kita aku mengakhiri semuanya.
Kamu mempertanyakan apa yang membuatku mengakhiri semuanya? Paras wajahmu kelihatan memberi sebuah pertanyaan. Ada rasa tidak terima dan pasrah. Tapi kamu sendiri tentu saja tidak bisa memaksa kehendakku.
Bukan tidak mau mengungkap bahwa kamu hanya mementingkan duniamu ketimbang aku. Tapi.. Biarkan hanya aku yang tau apa alasan itu.
Dan sekarang waktu lagi-lagi membuat kita terpisah. Terpisah sangat jauh bahkan kamu tidak pernah bertemu denganku lagi.
Mungkin satu hal yang perlu kamu ketahui. Aku berbohong mengatakan bahwa aku sudah tidak mencintaimu lagi. Berbohong menginginkan semuanya berakhir. Berbohong bahwa hubungan di antara kita saat ini hanya sebatas teman. Tapi aku tetap tidak bisa jujur di hadapanmu. Dan aku hanya tidak mau kamu tau bahwa semua yang aku katakan bohong. Mungkin membiarkanmu melupakanku itu sudah cukup.

Rumahnya tidak berpenghuni lagi, dia sudah pergi ya. Kenapa? Bahkan dia tidak berkata selamat tinggal untukku
Aku merindukannya

Aku dalam proses melupakanmu. Tapi bagaimana bisa, jika satu-satunya orang yang hadir dalam pikiranku hanya kamu, hanya wajahmu yang sulit sekali kuhilangkan.
Apa kamu tidak bosan terus menetap di pikiranku? Dan sekarang, izinkan aku memanggil waktu untuk mengajakmu pergi dan tidak pernah menemuiku lagi.

Kamu dimana?
Aku merindukanmu
Apa mungkin sudah ada lelaki lain disana? Oh,
Apa kamu mendengarku?

Tapi aku terlalu bodoh untuk memperjuangkan keinginan keji ini berlangsung. Buktinya sampai saat ini, sudah satu bulan aku belum bisa melupakan kamu. Dan .. Sebenarnya kamu memberiku sebuah sengatan apa sampai aku tidak bisa melupakanmu?
Bahkan perasaan–perasaan ini terus menterorku.
Aku juga merindukanmu
Dan lagi-lagi, ada saja terror perasaan bersalah itu pada diriku. Aku yang sudah mengakhirinya tanpa sebab. Hanya sebuah kesibukan yang kusalahkan? Tandanya aku sudah mengorbankan cintaku sendiri. Aku merasa bersalah. Aku yang sudah mematahkan tiang cintamu yang kokoh untukku. Menghancurkan segala bangunan cinta yang pernah kamu bangun bersamaku. Apa aku terlalu keji jika aku harus masih mendengar kata cinta dari bibirmu?
Aku meyakinkan diriku untuk selalu berbohong pada perasaan tapi sayangnya perasaan lebih mengetahui yang sebenarnya. Meyakinkanku lebih jujur dan mengatakannya, bahwa aku memang masih mencintaimu. Dan ada waktunya aku harus kembali. Kembali pada orang yang sudah mencintaiku, merindukanku dan menungguku disana.
Tidak ada lagi kebohongan dalam diriku. Tapi apa bisa aku tidak membohongi kamu? Dan, apa waktu masih mengizinkamu menemuiku? Apa takdir masih memberikan jalan luas untukku kembali meraih pelukan darimu? Apa bahkan memasukkanku dalam lingkup labirin yang menyulitkanku menemuimu? Dan mungkin nantinya aku sudah bisa melihat ada gadis lain yang kamu gandeng saat aku melihat kamu untuk pertama kalinya di kota ini? Dan.. Atau mungkin kamu sudah memiliki status lebih ke jenjang yang paling tinggi bersama gadis itu? Jadi apa harus aku percaya bahwa kamu masih mencintaiku dan merindukanku? Menungguku?
Bahkan pikiran-pikiran itu membuat nyaliku ciut. Dan di harapanku saat ini hanya satu. Aku tidak mau apa yang aku pikirkan saat ini, salah satunya tidak pernah jadi kenyataan

“hi, lama tidak jumpa”
Suara yang membuatku semakin bergetar. Ternyata memang semua yang aku pikirkan tidak akan pernah jadi kenyataan. Dan alangkah indahnya takdir masih mengizinkanku bertemu denganmu tanpa harus melewati lingkup labirin yang mungkin bisa membuatku tersesat dan.. Memberhentikan langkahku bertemu denganmu. Ya, tentunya aku berada di tempat pertama aku bertemu denganmu di kota kecil ini. Seakan-akan memang semua sudah direncanakan. Aku juga merasakannya. Pertemuan yang tidak sengaja membuat kita menjadi satu ikatan yang sengaja. Dan apakah hal itu jadi seperti yang aku mau lagi seperti hari yang lalu?
Tapi seharusnya aku sadar, apa yang aku pikirkan tidak semudah menjadi sebuah kenyataan yang indah.
Aku yang sudah meminta ini semua berakhir.
Apa pantas aku memintamu kembali dalam dekapanku? Memulai semuanya dari hari ini? Dan kemudian kamu bisa menyimpulkan bahwa aku hanya gadis linglung yang kesulian mencari lelaki lain di luar sana.
“kita bertemu lagi”
Katamu sambil memberikan senyuman khas yang selalu kamu berikan padaku. Senyum yang membuat pasang mata melihatnya jadi tenang. Mata tipis dan berbola mata hitam itu selalu memiliki kesan lain jika dihadapkan denganku. Ternyata perlakuanmu tidak pernah berubah. Kamu tetap orang yang aku kenal. Untuk hari kemarin dan saat ini.
Untuk saat ini sepertinya aku yang terjebak dalam sebuah waktu. Aku yang tidak bisa berkata apa-apa di hadapanmu. Sedangkan kamu terus-terusan memberi tampang manis itu yang seakan-akan semakin memperbesar keinginanku untuk menghajar diriku sendiri. Kenapa aku tega? Aku tega membuat orang paling kucintai masuk dalam lingkup permainan cinta yang kubuat sendiri. Ma’afkan aku.
Rasanya aku mau langsung bicara denganmu. Berteriak sesuka hati disini bahwa aku sangat merindukanmu. Sangat dan amat sangat. Tapi aku takut. Aku takut jika hal itu bahkan membuatmu tidak mau dekat denganku lagi. Membuatmu bahkan bisa lebih jauh dari apa yang tidak pernah kubayangkan.
Aku mencintaimu
“sekarang kamu yang kelihatan kaku”
Katamu. Sekarang izinkan aku mengambil batu atau besi dan baja sejenisnya untuk menghantam kepalaku. Aku tidak sanggup mendengar suaramu.
Tapi itu membuatmu tertegun pelan. Tawa kecilmu keluar.
“..Aku pikir kamu masih marah karena kejadian waktu lalu”
Suaraku mengecil sambil secara tidak langsung aku mengalihkan wajahku darimu. Aku tidak sanggup melihat respon yang kamu berikan. Sebentar keheningan itu mampir di antara kami berdua. Dan aku tak pernah tau apa yang kamu pikirkan sehingga kamu bisa menghentikan bicaramu yang semula terdengar ceria.
“ah?”
Kamu mendesah pelan dan aku kembali mendengar suara indahmu dan tangan halusmu menyentuh bahuku yang terbalut baju lengan panjang favoritku.
“soal itu ya? Aku sudah melupakannya sejak lama. Tidak perlu diingat-ingat lagi masalah seperti itu”
Kamu meyakinkanku untuk kembali melihat wajahmu dan lagi-lagi aku melihat senyuman itu. Kan? Bisa dilihat, siapa orang paling keji di antara aku dan kamu. Tentu saja aku! Aku yang sudah mengecewakanmu, membuat ini semua jadi semudah permainan. Aku yang salah! Kenapa bisa aku mempermainkan orang sebaik kamu?
“hmm.. Tumben ya, sore begini tidak hujan seperti biasanya”
Kamu bergumam pelan sambil tidak menatapku. Melainkan menatap langit yang tersenyum sore ini. Kota ini kelihatan lain hari ini. Hujan tidak turun seperti biasanya.
Dan yang bisa kulakukan hanya menatapmu dari samping. Kamu kelihatan menikmati hari ini. Suasana sore yang terasa sejuk bagai pagi hari. Kamu dan aku bisa mencium aroma indah dedauan dan bunga yang ada di taman ini. Bukan seperti biasanya, hanya mencium tanah yang terhujani air mata langit.
“kita bertemu lagi, melepas rindumu kan, aku rasa sekarang rindumu benar-benar sudah hilang”
Ujarku pelan sambil mencoba tersenyum. Pelan-pelan kamu belum mencerna semuanya dan akhirnya kamu sadar dan bisa menyimpulkan betapa bodohnya orang seperti aku mengatakan hal itu. Kamu yang semula santai dan menikmati sore ini dengan damai jadi kelihatan panas membara dan wajah merah padam itu kamu tunjukkan sore ini.
“jangan asal menyimpulkan pendapat seperti itu! Tentu tidak. Kamu tau? Aku mulai merasa sangat kesepian semenjak kepergianmu yang tidak pernah bilang-bilang itu!”
Dan kala itu kamu menaikan volume suaramu dan terdengar serius. Menyatakan bagaimana kesepiannya kamu tanpa kehadiranku. Secara membentak kamu tidak membenarkan ucapanku, ternyata penantian itu masih ada, rindu itu abadi.
Tapi satu hal yang membuatku merasa tersayat, bentakan serta bagaimana kamu menanti semuanya kembali. Merasa kesepian tanpa kehadiranku.
“ah.. Ma-ma’af, aku tidak bermaksud”
Kamu tau, hal pertamakali yang nyaris membuatku memaksa air mata ini keluar adalah karena rasa sayangmu yang tak pernah pudar ataupun hilang. Membuatku semakin merasa bersalah dan menjadi orang idiot yang bisa mempermainkan perasaanmu. Memutuskan dalam jangka waktu sesingkat itu dan membiarkan kita berdua terjebak dalam perasaan kelam ini.
“ma’af.. Aku hanya takut kamu melupakanku kemudian cari orang baru untuk menggantikanku..”
Ujarku tertunduk. Aku malu, kenapa harus kata-kata itu yang aku katakan? Secara tidak langsung aku mengharapkannya kembali. Tapi dilain sisi aku juga takut kamu akan pergi begitu saja. Sementara benak ini masih menanti-nanti kehadiranmu
“aku tidak semudah itu mencari orang lain untuk menggantikanmu. Bahkan jika kamu yang digantikan itu tidak mungkin. Kamu tetap kamu. Dan justru aku berpikir seperti itu. Kamu akan mencari lelaki lain di luar sana”
Aku tau, ada tatapan mendalam itu yang tersorot untukku. Tapi kesulitan terbesarku kembali untuk menatap matamu. Aku hanya takut perasaan ini menjadi lebih buruk lagi. Menjadi-jadi. Dan aku takut akan kembali mencintaimu sementara balasan dari cinta yang aku berikan hanya luka yang selalu membuat kamu merasa tersakiti.
Aku tau, seutas mimpi kadang sulit untuk menjadi sebuah kenyataan. Dan izinkan mimpiku kali ini menjadi sebuah kenyataan. Walaupun aku tau semua tidak mungkin terjadi. Tapi yakinkan aku suatu hari nanti mimpi itu bisa jadi satu kenyataan untukku. Bisa melupakanmu.

Cerpen Karangan: Y. A. Unnabell

Asa Terurai Melahirkan Cahaya

Tak terasa, usia pernikahan aku dan Mas Epik sudah memasuki tahun ke empat. Yang awalnya cuman berdua, kini keluarga kecil kami telah dilengkapi dua buah hati, Sazia dan Fauzan.
Semenjak tahun ke dua pernikahan kami, aku selalu punya keinginan untuk segera memiliki rumah sendiri. Kalau uang dipakai buat nyewa rumah terus tiap tahunnya, kan sayang. Maka sejak saat itu, aku bertekad untuk berhemat agar bisa nabung, mengumpulkan uang buat beli rumah.
“Bu, aku mau beli mainan-mainan kaya punya Raihana Bu!!” Rengek Sazia, anak pertamaku yangg baru menginjak usia tiga tahun.
“Sazia, Ibu nggak punya uang Nak.” Jawabku sambil menatap matanya lekat.
“Yaah, Ibu. Selalu, kaya gitu. Gak punya uang mulu. Bocen!”
Tapi alhamdulillah, Sazia belum pernah ngadat kalau ingin dibelikan sesuatu. Mungkin karena sudah biasa dapat penolakan.
“Sayang, baju kerjaku sepertinya sudah pada belel deh. Kadang aku jadi gak pede makenya. Kira-kira ada anggaran gak buat bisa beli baju kerja baru?” Tak butuh waktu lama, aku langsung menggeleng.
“Sabar, Mas. Pake aja dulu yang itu. Selagi belum sobek. Mas pede aja. Siapa sih orang yang terlalu peduli dengan penampilan orang lain? Lagian, Mas kan ganteng. Jadi walau pake baju jelek juga tetep masih keliatan ganteng kok.” Hiburku.
“Bu, makannya tempe lagi, tahu lagi, tempe, tahu. Iiih, aku bocen Bu. Aku pengen sama daging ayam!” Ucap Sazia suatu makan siang.
“Hus! Kak Sazia nggak boleh gitu. Harus mensyukuri apa yang ada. Tempe tahu itu makanan bergizi tinggi. Biar Kak Sazia bisa jadi anak yang pinter.”
Aku memang berupaya semaksimal mungkin untuk bisa berhemat. Ini semua demi impianku bisa beli rumah. Ya! Uang bulanan yang dikasih suamiku selalu aku sisihkan sebagian besarnya untuk tabungan.
“Bu, minta sedekahnya Bu!” Ah, pengemis! Baru keluar dari mini market, membeli kebutuhan bulanan. Aku kurang suka pengemis, apalagi kalau melihat kondisi fisik pengemis itu yang secara fisik sehat. Aku tak menggubris pengemis itu.
Terkadang, ada juga sanak famili yang meminta bantuan. Ada yang buat berobat istrinya, ada yang buat biaya pendidikan anaknya, dan sebagainya. Sudah bisa dipastikan, aku selalu menolak memberikan bantuan pada mereka. Bukan aku tak ingin, tapi hasrat dan ambisiku ingin membeli rumah tak terbendung. Bahkan untuk kepentingan diri sendiri saja, aku tahan. Aku tak pernah lagi membeli semangkuk baso. Aku hanya mengupayakan agar aku, anak-anak dan suami terpenuhi makan dan menjaga supaya keluarga kecil kami tetap sehat.
Alhamdulillah, memasuki tahun kelima, jumlah tabunganku udah mencapai 103 juta. Waah, lumayan besar. Sepertinya keinginanku akan segera tercapai. Dengan uang segitu, cukup untuk membeli rumah yang mungkin tidak terlalu mewah.
Pagi yang cerah. Secerah hatiku yang sudah membulatkan tekad untuk mengambil uang tabunganku di Bank dan segera mewujudkan impianku. Membeli rumah!!! Rasanya tidak sabar.
“Mas, aku mau nitip anak-anak ya. Aku ada perlu dulu keluar.” Pintaku pada Mas Epik.
“Mau ngapain ya?”
“Ada deh, pokoknya surprise buat Mas.”
Ya! Memang aku tak pernah menceritakan keinginanku untuk membeli rumah. Aku juga tak menceritakan bahwa aku menghemat selama ini hanya demi ingin segera mewujudkan impianku ini. Tapi syukurnya suamiku memang tak pernah mau tahu. Paling ia sempat heran, apa memang kondisi saat ini sedang begitu sulit, sehingga uang bulanan yang menurutnya bisa lebih dari cukup kalau hanya untuk memenuhi keinginan anaknya berganti lauk pauk yang lebih mewah seperti daging? Atau sekedar untuk membeli baju kerjanya yang memang sudah belel? Namun, aku selalu menjawab, “Uangnya buat tabungan masa depan, Mas.”
Aku sudah ada di Bank. Kulihat tumpukkan uang yang banyak di depan mata. Membuat kilauan-kilauan yang mungkin hanya aku sendiri yang dapat melihatnya.
Sudah kumasukkan semua ke dalam tas. Aku melangkahkan kaki dengan sangat ringan. Tunggu hei rumah! Aku akan segera memilikimu.
Tiba-tiba saja aku merasa dunia ini sangat gelap. Apa aku buta? Ah, tidak, kesadaranku mulai melemah. Aku sepertinya tidur. Tidak! Lebih tepatnya pingsan! Kenapa aku bisa pingsan? Apa aku belum makan tadi pagi? Sudah! Kenapa?
Ketika terbangun, aku mendapati diriku di sebuah lorong kamar mandi umum. Ah tidak! Apa yang terjadi? Sontak aku langsung melihat isi tasku. Dan benar dugaanku. Semua uang yang telah lelah aku kumpulkan kini telah lenyap dengan begitu mudah. Aku benar-benar rapuh. Hatiku terkoyak. Asaku seakan terlebur bersamaan dengan telah meleburnya uang itu. Siapa ya Allah? Siapa yang tega mengambil apa yang telah menjadi milikku? Uang itu, adalah harta yang selama ini sulit bagiku untuk mengumpulkannya. Tapi dia, telah tega mengambilnya, tanpa perasaan!!!
Ah, aku benar-benar berada dalam ujung penyesalan. Apa ini ya Allah? Apakah ini ujian bagiku? Atau teguran!
Rasanya malas sekali pulang ke rumah dengan hati yang begitu terkoyak. Ingin rasanya menjerit. Meluapkan segala emosi dalam diri ini. Kulangkahkan kaki dengan sangat berat. Ya! Berat sekali.
Ketika sampai di rumah, aku langsung menghampiri suamiku. Dia terlihat keheranan.
“Kenapa, Sayang? Mana nih surprisenya?” Aku tersenyum, getir.
“Maafin aku, Mas. Maafin aku!!” Berlinang air mata, karena tak kuasa menahannya.
“Maaf karena mungkin selama ini aku telah dzalim sama Mas, juga sama anak-anak. Aku terlau egois. Aku Ibu dan juga Istri yang jahat!” Ya! Hanya itu yang mampu aku ucapkan. Suamiku mengernyitkan dahinya. Mungkin heran dengan sikapku ini.
Aku menyesal selama ini mengorbankan mereka demi keinginanku. Dan Allah mungkin telah menegurku. Bersamaan dengan lenyapnya uang itu, kini kutoreh dalam hatiku sebuah janji. Janji bahwa aku akan menjadi manusia yang dermawan. Tak peduli kalau aku harus menjadi kontraktor seumur hidup. Asal keluarga, sanak famili, juga orang-orang di sekitarku bahagia.
Ternyata bagi Allah, semuanya mudah. Dia telah memberikan aku surprise, yang menghantarkan aku pada sebuah cahaya. Cahaya kebaikan yang selama ini tertutupi awan ambisiku yang mambabi buta.

Cerpen Karangan: Musyrifah Husna

Lampung yang Membuatmu Bangga

Sindy Putri Anastasya adalah anak dari bapak Darmawan dan ibu Santi. Dia lahir pada 26 Desember 1999, sekarang usianya 13 tahun. Shanti duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 1. Shanti menjadi murid seni di SMP N 1 Way Jepara. Bapak dan ibunya asli orang Jawa, tapi Sindy lahir di Lampung. Bapak dan ibunya pindah ke Lampung saat mengandung Sindy sekitar 5 bulan, mereka Ke Lampung karena tugas bapak Darmawan dipindahkan oleh atasannya.
Di balik pintu kamar, Sindy sedang mempersiapkan buku pelajaran yang akan dibawa ke sekolah. Ayahnya sedang membaca koran dan ibunya sedang menyiapkan sarapan pagi.
“Ayah, Sindy ayo sarapan, sudah siap nih sarapannya” ajakan ibu Santi.
“Iya bentar bu” jawab Sindy.
Sindy duduk di depan meja makan, ayahnya menyudahi membaca koran dan meneguk segelas kopi hangat.
“Ayo cepetan sarapannya, katanya mau berangkat pagi. Ayah juga mau berangkat pagi kan?” tanya ibu Santi.
“Oh iya bu, ayah lupa nih” jawab ayah sambil melihat jam.
Selesai sarapan, Sindy segera berangkat ke sekolah dan diantar ayahnya.
“Bu, Sindy berangkat ya. Assalammualaikum” Sindy pamit.
“Waalaikumsalam, hati-hati ya yah bawa motor nya”
“iya bu”
Jarak sekolah Sindy dengan rumahnya kurang lebih 1,5 kilometer. Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Sindy turun dari motor dan pamitan pada ayahnya.
“Yah, Sindy masuk ya. Hati-hati di jalan ya yah!!”
“Iya Sin” jawab ayah
Ayah Sindy pun berangkat ke kantor, Sindy pun masuk ke kelasnya. Sahabatnya yang bernama Vera Lianasari sudah menunggunya.
“Hay, maaf ya aku baru nyampe. Sudah lama menunggu ya?” tanyanya kepada sahabatnya.
“Enggak kok, aku juga baru datang. Gimana pr SBK mu? Sudah selesai belum?” tanya Vera
“Udah dong, Sindy kok belum ngerjain pr loh”
“Kirain belum ngerjain” sindir Vera
Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Karena masih awal masuk sekolah, Vera pun menanyakan excul yang Sindy ikuti.
“Sin, kamu mau ikut excul apa?” tanya Vera.
“Mmm, aku belum tau nih mau ikut apa. Kalau kamu ikut apa Ver?” Sindy bertanya balik.
“Aku sih mau ikut excul tari. Salah satu budaya Lampung yang harus dilestarikan bukan?” jawab Vera
“Iya juga sih, tapii…?”
“Tapi apa Sin? Kamu takut ibu sama bapak mu marah?”
“Salah satunya sih itu Ver.. Tapi aku kan orang jawa, mana mungkin aku bisa belajar budaya Lampung?” pikir Sindy.
“Memangnya kalau kamu orang Jawa enggak bisa belajar budaya Lampung gitu? Orang luar negeri aja banyak yang belajar budaya Indonesia, masak kita enggak mau belajar juga.” Vera mendukung Sindy.
“Kamu benar juga Ver, oke aku bakal ikut excul tari. Kita nanti berangkat bareng ya” tanya Sindy.
“Iya Sin, nanti kita berangkat jam 15.00 ya?”
“sipp deh”
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30, saatnya untuk pulang. Sindy dan Vera pulang bareng, kebetulan mereka sama-sama jalan kaki. Tak lama kemudian, Sindy sampai di depan rumah, Vera pun menuju rumahnya sendiri. Rumah Sindy dan Vera tidak terlalu jauh, hanya terhalang kurang lebih 3 rumah.
“Ver, aku masuk rumah duluan ya. kamu hati-hati di jalan”
“Iya Sin, bentar lagi aku sampai kok. Tenang aja” jawab Vera.
Vera berjalan melewati 3 rumah dan akhirnya sampai di rumahnya.
Di rumah, hanya ada Sindy dan ibunya. Ibu menanyakan kepada Sindy Excul yang akan Sindy ikuti.
“Sin, kamu ikut excul apa? Kok enggak pernah bilang sama ibu?” tanya ibu Santi.
“eee, mm aaa nnnuu bu?”
“Anu apa Sin? ditanya kok jawabnya anu anu”
“Itu bu, Sindy ikut excul taarri” jawab Sindy dengan nada suara kecil dan lambat.
“Tari? Pasti tarian Lampung. iya kan?”
“Iya lah bu, ini kan di Lampung, pasti bahasnya budaya Lampung, beda sama di Jawa” jawab Sindy
“Kamu ini selalu pintar menjawab ya. Tapi ibu sama ayah mu itu orang jawa, kembangin gitu budaya Jawa, jangan banggain budaya Lampung terus” cetus ibu Santi
“Ibu sama ayah memang orang jawa, tapi apa salah kalau Sindy belajar budaya Lampung? Sindy kan lahir di Lampung, jadi enggak salah dong kalau Sindy bangga dengan tanah kelahiran Sindy?” Sindy menjawab dengan nada kesal.
“Kamu itu ya, dibilangin susah banget.” Sahut Ibu.
Sindy langsung masuk kamarnya.
Di dalam kamar, Sindy bergumam sendiri.
“Belajar ini salah, belajar itu salah. yang benar yang mana? Emang nya kalau orang jawa enggak boleh belajar budaya Lampung?” gumam Sindy.
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00, di luar rumah terdengar suara yang memanggil-manggil. Sindy pun melihatnya dari jendela kamar. Ternyata yang memanggil adalah Vera. Sindy pun keluar rumah dan menemui Sindy.
“Eh kamu Ver, aku kira siapa.” Tanya Sindy.
“Hehe, kita jadi berangkat kan?” Vera bertanya kepada Sindy.
“Jadi dong, Meskipun ibu aku enggak suka” jawab Sindy.
Kemudian Sindy masuk ke rumah untuk mengambil sepatu dan tasnya.
Sesampainya di sekolah, ternyata excul tari sudah masuk. Awalnya Sindy dan Vera takut untuk masuk karena merasa malu. Tapi Bu maya, guru pembimbing excul tari memanggilnya. Mereka pun masuk ke dalam ruang tari.
Sindy dan Vera mengisi absen yang disodorkan kepadanya. Kemudian mereka mengikuti gerakan bu Maya sesuai dengan alunan musiknya yang tenang namun pasti. Mereka masih belajar gerakan tari sigeh pengunten yang dipergunakan untuk menyambut tamu.
“Kalau yang belum bisa ikutin gerakan ibu ya…!!!” teriak bu Maya dari arah depan.
“Iya bu…” mereka pun menjawab bersamaan.
Tak terasa waktu excul tari telah selesai. Bu Maya pun menyudahi excul tari hari ini.
“Karena waktu nya sudah selesai, ibu akhiri wasalamu’alaikum Wr. Wb.” Ucap bu Maya.
“Waalaikumsalam Wr. Wb.”
Murid-murid yang ikut excul tari pun mengambil tasnya kemudian pulang ke rumah masih masih. Sindy dan Vera pun pulang.
Sesampainya di rumah, Sindy bertemu dengan ibu dan ayah nya. u Santi memanggil Sindy dan bertanya kepadanya.
“Sin, dari mana kamu? Jam segini baru pulang” tanya bu Santi.
“Sindy abis pulang dari excul tari bu” cetus Sindy
“kamu ini sudah ibu bilangin jangan ikut excul tari, masih aja ikut, susah amat sih dibilangin” cetus ibu.
“Bu, sindy udah besar jadi biarin Sindy pilih sendiri. Sindy sudah merasa nyaman dengan budaya Lampung, jiwa Sindy sudah merasa menyatu dengan budaya Lampung bu” jawab Sindy dengan nada kesal.
“Pokoknya ibu tidak mau melihat kamu ikut excul tari lagi” jawab bu Santi
“Kenapa sih ibu selalu memaksakan kehendak ibu? Apa pernah ibu biarin Sindy ngelakuin hal yang Sindy suka? Enggak kan. Sekarang biarin Sindy yang memilih, toh Sindy kan yang ngelakuin bukan ibu”
Sindy berlari ke kamarnya dan menutup pintu sekencang kencangnya.
“Sindy…” teriak bu Santi.
“Sudah lah bu, biarin aja Sindy ngelakuin apa yang dia suka. Dia sudah besar dan sudah bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk” pak Darmawan menasihati bu Santi.
“Tapi yah, yang ibu lakuin baik kan, cuman pingin ngelihat Shindy belajar tarian Jawa” jawab ibu.
Keesokan harinya, Sindy tetap mengikuti excul tari Lampung. Bahkan dia terpilih menjadi wakil SMP N 1 Way Jepara untuk mengikuti lomba tari seKabupaten Lampung Timur.
“Sin, akhir-akhir ini kamu sering pulang sore, dari mana aja kamu?” tanya ibu Santi
“Sindy latihan nari, Sindy kepilih jadi wakil SMP N 1 Way Jepara” cetus Sindy
“Ibu enggak setuju kalau kamu ikut lomba itu.” Ibu melarang.
“Bu, lombanya tuh tinggal 1 minggu lagi. Mana mungkin Sindy gak ikut lomba itu. Pokoknya ibu sama ayah harus lihat lomba itu, kalau enggak lihat Sindy enggak mau makan, meskipun ibu enggak suka kalau Sindy belajar Budaya Lampung.” Sindy memaksa ibunya.
“Ibu enggak akan datang ke acara itu, ibu enggak mau lihat” jawab ibu.
“Ibu ini jangan mentingin diri ibu sendiri dong, sekali-kali ikutin kata Sindy. Sekali aja bu” Sindy memohon.
“Sekali ibu bilang enggak, ya tetap enggak Sin”
“Terserah ibu lah, yang penting ibu dateng sama ayah, orangtua temen-temen Sindy pada dateng bu” Sindy menjawab dengan nada kesal.
Sindy langsung lari ke kamarnya dan menutup pintu sekencang-kencangnya.
“Sindy, kalau pintu nya rusak gimana? Apa kamu bisa benerin? Enggak kan?” teriak ibu Santi
“Bodo amat” cetus Sindy
“Dasar anak susah diatur” ibu mengeluarkan kata-kata kasar.
Sindy tidak mendengarkan perkataan ibunya. Sore itu terjadi pertengkaran antara ibu dan Sindy. Sindy ingin ibu dan ayahnya datang ke acara itu, tapi ibunya tidak mau.
Pagi hari nya, Sindy tidak keluar kamar. Ibu dan ayahnya membiarkan dia untuk sendiri dulu.
Setelah ibu pulang mengajar, ibu membuka tudung saji, tidak ada sayur yang berkurang, semuanya masih tetap utuh.
“Berarti Sindy tidak makan?” pikirnya.
Sinar matahari di sebelah barat pun memudar dan berganti cahaya malam, bintang-bintang di langit pun mulai bermunculan. Tapi Sindy tetap masih murung di kamar. Bu Santi pun mengajak Sindy untuk makan bersama.
“Sin, Sindy.. ayo kita makan malam, ayah udah nungguin tuh” teriak ibu dari luar kamar.
Sudah berkali-kali bu Santi memanggil-manggil Sindy, tapi tetap saja tidak ada jawaban. Bu Santi mulai panik dengan keadaan Sindy.
“yah, Sindy dipanggilin kok tidak menjawab ya? Coba ayah yang bangunin!”
Bu Santi memanggil pak Darmawan untuk mengajak Sindy makan. Tetapi tetap tidak ada jawaban sama sekali. Pak Darmawan pun memutuskan untuk mendobrak pintu kamar Sindy.
Setelah didobrak, pak Darmawan dan bu Santi melihat Sindy pingsan di lantai dekat tempat tidurnya. Bu Santi pun panik dan pak Darmawan segera membawa Sindy ke rumah sakit terdekat.
“Sindy, kamu kenapa? Ayo bangun dong Sin, ibu enggak tega ngelihat kamu kayak gini” ibu mengkhawatirkan Sindy.
Sesampainya di rumah sakit, Sindy langsung dibawa ke ruang rawat untuk mendapatkan pertolongan. Sedangkan bu Santi dan pak Darmawan menunggunya di luar.
Tak lama kemudian, Dokter yang menangani Sindy keluar dan memberikan kabar tentang keadaan Sindy sekarang ini.
“Bagaimana keadaan Sindy dok?” tanya bu Santi
“Sindy baik-baik saja bu, dia Cuma kecapekan saja. Biarkan dia istirahat dan jangan sampai dia banyak pikiran” jawab pak Dokter.
“Baiklah pak, terimakasih” jawab pak Darmawan.
Bu Santi dan Pak Darmawan menemani Sindy di kamar rawatnya. Bu Santi terus memegang dan mencium tangan Sindy.
“Bangun dong Sin!! maafin ibu ya, ibu enggak bermaksud buat kamu kayak gini. Ibu janji bakal lebih baik dari yang kemaren-kemaren” gumam bu Santi
“Ibu sih, kenapa harus mentingin kepentingan ibu dari pada Sindy. Sindy itu Cuma pingin kita hadir di acara itu, enggak lebih bu” cetus pak Darmawan.
Tak lama kemudian, Sindy sadarkan diri.
“Sindy? kamu sudah bangun? Ibu khawatir sekali” bu Santi mengkhawatirkan Sindy.
“Sejak kapan ibu khawatir dengan Sindy? Bukannya ibu selalu mentingin diri sendiri” cetus Sindy.
“Kok kamu gitu sih Sin sama ibu” jawab ibu
“Sudahlah bu, ibu lupa sama pesan dokter tadi?” sahut pak Darmawan
4 hari Sindy dirawat di rumah sakit, keadaannya pun semakin membaik. Keesokan harinya Sindy pulang ke rumah, sesampainya di rumah, Sindy masih sempat memikirkan lomba tari yang dia ikuti.
“Apakah ibu sama ayah masih tetap tidak mau hadir dalam acara itu?” tanya Sindy kepada orangtuanya.
“Kamu ini baru aja sampai rumah sudah memikirkan yang lain, pikirin dulu kesehatan mu, baru yang lain kamu pikirin” jawab bu Santi.
“ishhh, ibu ini. Kalau ibu sama ayah enggak dateng, Sindy gak mau makan lagi” membuang muka.
Bu Santi dan pak Darmawan membiarkan Sindy istirahat di kamarnya. Di luar kamar, pak Darmawan membujuk bu Santi agar mau menghadiri acara itu.
“Ayo lah bu, kita datang di acara itu. Kasihan Sindy kan?” bujuk pak Darmawan.
“tapi yah, ibu enggak suka dengan tarian Lampung. Ibu juga enggak suka dengan orang Lampung yang seenaknya sendiri, suka marah marah.” Jawab ibu
“Jadi itu alasan ibu untuk melarang Sindy belajar tari dan tidak datang ke acara lomba itu? Kasian Sindy kan kalau dia nanti mengharapkan kedatangan kita? Ayo lah bu” Merayu ibu lagi.
Bu Santi masih merenungkan kedatangannya ke acara tersebut, dengan rayuan pak Darmawan, akhirnya Bu Sindy mau datang ke acara lomba tari seKabupaten. Sindy tidak mengetahui kalau ibu dan ayah nya datang ke acara tersebut.
Saatnya yang kita nantikan datang, acara lomba tari yang ditunggu-tunggu pun dimulai. Peserta lomba yang tampil pertama adalah peserta lomba dari SMP N 1 Way Jepara. meskipun keadaan Sindy masih kurang sehat, Sindy tetap mengikuti Lomba tari Lampung.
Saat tampil di depan penonton, Sindy melihat semua orang yang hadir. Di sebelah barat terlihat ayah dan ibunya yang hadir dalam acara itu, hati Sindy pun merasa bahagia dan tenang.
“Akhirnya ayah dan ibu datang juga” Gumamnya dalam hati.
Semua peserta lomba telah tampil semaksimal mungkin. Dan saatnya mengumumkan pemenang lomba tari seKabupaten. Juara 3 dan 2 pun telah disebutkan, saatnya mengumumkan juara 1nya.
“Dan yang menjadi juara 1 adalah… SMP N 1 Way Jepara”
Sorak sorai dari pendukung SMP N 1 Way Jepara pun memecah ketegangan mereka. Sindy pun bangga dengan prestasi yang sudah ia capai selama ini.
Pak Darmawan dan Bu Santi menghampiri Sindy dan memeluknya.
“Maafin ibu ya sin, kalau selama ini ibu selalu mentingin keinginan ibu sendiri dan tidak memperhatikan kamu” ibu memeluk Sindy.
“maafin Sindy juga ya bu, kalau Sindy nakal dan susah diatur” Sindy membalas pelukan ibunya.
“Ibu bangga dengan mu Sin, selama ini ibu salah menilai budaya Lampung dan memandang orang Lampung itu menyeramkan.
“Jadi, ibu mengizinkan Sindy mempelajari budaya Lampung terus kan?” tanya Sindy
“Iya sin…” ibu tersenyum
Merekan pun saling berpelukan…

Cerpen Karangan: Putri Sukawati

Unsur dan Pola Kalimat Dasar

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh [Alwi98]. Karena itu, kalimat dapat dilihat sebagai satuan dasar dalam suatu wacana atau tulisan. Suatu wacana dapat terbentuk jika ada minimal dua buah kalimat yang letaknya berurutan dan sesuai dengan aturan-aturan wacana.

Unsur-Unsur Kalimat

Unsur-unsur kalimat terdiri dari:
1. Subjek
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-Ciri Subjek:
  • Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
  • Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina, tidak disertai kata itu.
  • Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
  • Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
  • Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
  • Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
2. Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek.
Ciri-Ciri Predikat:
  • Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
  • Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
  • Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
  • Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
  • Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
  1. Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
  2. Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
3. Objek
Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek :
  • Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
  • Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
  • Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
  • Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
4. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
  1. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
  2. Menempati posisi di belakang predikat.
  3. Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Ciri-Ciri Pelengkap:
  • Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a)    Diah mengirimi saya buku baru.
b)   Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan  tidak mendahului predikat.
  • Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat. misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Ciri-Ciri Keterangan:
  • Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
  • Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat.
  • Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara. Terakhir,  keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
4. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (–), atau tanda kurang.
7. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
8. Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan.

Pola Dasar Kalimat

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Pola dasar kalimat bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan.
contoh: Adik sedang bermain
2. Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan objek. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, Predikat berupa verba transitif, dan Objek berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh: Mereka sedang menyusun karangan ilmiah.
3. Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, kata sifat  dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Contoh: Saya beternak ayam
4. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap.  Subjek berupa nomina atau frasa nominal, Predikat berupa verba dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa nominal, dan Pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh: Dia mengirimi saya surat
5. Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh: Saya berasal dari Jakarta.
6. Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nomina, Predikat berupa verba dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa nominal, dan Keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh: Saya memasukkan pakaian ke dalam lemari.


Sumber:
staf.cs.ui.ac.id/WebKuliah/IKI40921/Struktur-Kalimat.doc

Zat Adiktif dan Psikotropika

Bahan-bahan kimia tidak hanya menyangkut bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga, seperti pemutih, pembersih, dan zat-zat aditif makanan, tetapi juga zatzat yang dapat menimbulkan pengaruh negatif atau efek samping bagi kesehatan jika pemakaiannya disalahgunakan. Bahan kimia dimaksud di sini adalah kelompok zat kimia yang tergolong ke dalam zat adiktif dan psikotropika.

1. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 3 golongan, yaitu:
  • Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan. 
  • Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
  • Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 4 golongan, yaitu :
  • Golongan I, psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. 
  • Golongan II, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan dapat digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
  • Golongan III, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan banyak digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
  • Golongan IV, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan sangat luas digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Zat Adiktif dan Psikotropika
 Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan ketergantungan. Berikut ini termasuk ke dalam golongan psikotropika, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin. Penyalahgunaan kedua golongan psikotropika ini sudah meluas di dunia.

Zat Aditif Pada Makanan

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
 
B. Macam zat aditif makanan
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami.Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Adapun zat aditif alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, dan cabai.
Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang tidak alami kemudian direaksikan. Contoh zat aditif buatan adalah monosodium glutamat, natrium benzoat, dan tartrazin.
 
C. Kegunaan zat aditif makanan
Berikut adalah beberapa kegunaan dari zat aditif makanan

1. Penguat rasa

Monosodium Glutamat (MSG) sering digunakan sebagai penguat rasa makanan buatan dan juga untuk melezatkan makanan. Adapun penguat rasa alami diantaranya adalah bunga cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa buatan adalah monosodium glutamat/vetsin, asam cuka, benzaldehida, amil asetat.

2. Pemanis

Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis.Beberapa jenis pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, dan aspartam. Pemanis buatan ini juga dapat menurunkan resiko diabetes, namun siklamat merupakan zat yang bersifat karsinogen.

3. Pengawet

Bahan pengawet adalah zat kimia yang dapat menghambat kerusakan pada makanan, karena serangan bakteri, ragi, cendawan. Reaksi-reaksi kimia yang sering harus dikendalikan adalah reaksi oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatis lainnya. Pengawetan makanan sangat menguntungkan produsen karena dapat menyimpan kelebihan bahan makanan yang ada dan dapat digunakan kembali saat musim paceklik tiba. Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat, dan asam sorbat.

4. Pewarna

Warna dapat memperbaiki dan memberikan daya tarik pada makanan. Penggunaan pewarna dalam bahan makanan dimulai pada akhir tahun 1800, yaitu pewarna tambahan berasal dari alam seperti kunyit, daun pandan, angkak, daun suji, coklat, wortel, dan karamel. Zat warna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856, zat pewarna ini lebih stabil dan tersedia dari berbagai warna. Zat warna sintetis mulai digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada kurang lebih 90% zat warna buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contohnya adalah tartrazin, yaitu pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Selain tartrazin ada pula pewarna buatan, seperti sunsetyellow FCF (jingga), karmoisin (Merah), brilliant blue FCF(biru).

5. Pengental

Pengental yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat, karagenan).

6. Pengemulsi

Pengemulsi (emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, gom arab dan gliserin.
7. Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
8. Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
9. Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
10. Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
11. Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA
D. Bahaya zat aditif
Jika mengonsumsi zat aditif buatan pada makanan dalam jumlah berlebih dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan antara lain :
NoNama zat aditifPenyakit yang ditimbulkan
1FormalinKanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2BoraksMual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3NatamysinMual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4Kalium AsetatKerusakan fungsi ginjal.
5Nitrit dan NitratKeracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6Kalsium BenzoateMemicu terjadinya serangan asma.
7Sulfur DioksidaPerlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8Kalsium dan Natrium propionatePenggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9Natrium metasulfatAlergi pada kulit
10TartazineMeningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
11Sunset YellowMenyebabkan kerusakan kromosom
12Ponceau 4RAnemia dan kepekatan pada hemoglobin.
13Carmoisine (merah)Menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
14Quinoline YellowHypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid
15Siklamat Kanker (Karsinogenik)
16Aspartan Gangguan saraf dan tumor otak
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Aditif_makanan
                http://dahlanforum.wordpress.com/2007/07/27/zat-aditif

Atom, Ion, dan Molekul


Atom
Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi. Terdiri dari inti (nukleus) yang biasanya mengandung proton (muatan +) dan neutron (netral) dan kulit yang mengandung elektron (muatan -).
atom

PERHATIAN :
  • Atom mempunyai proton, neutron, dan elektron, kecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron.
  • Atom mempunyai jumlah proton dan elektron yang sama (jika tidak, maka disebut ion), sehingga atom tidak bermuatan.
Molekul
Molekul merupakan partikel netral yang terdiri dari dua atom atau lebih.
molekul
Molekul terbagi dua berdasar jenis atom yang membentuknya :
  1. Molekul unsur
    => merupakan molekul yang terdiri dari satu jenis atom.
    cth : H2, O2, O3, S8
  2. Molekul senyawa
    => merupakan molekul yang terdiri dari dua jenis atom atau lebih.
    cth : H2O, CO2, H2SO4
Ion
Ion merupakan atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik karena menerima atau melepaskan elektron. Bila atom netral ( atom yang memiliki jumlah proton dan elektron yang sama) menangkap elektron, maka jumlah elektronnya akan jadi lebih banyak dibanding dengan proton. Atom yang menangkap elektron ini disebut atom yang bermuatan negatif (ion negatif). Bila atom netral melepaskan elektron, maka jumlah elektronnya akan menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah proton. Atom yang melepaskan elektron ini disebut atom yang bermuatan positif (ion positif).
ion
Dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan muatan yang dimilikinya :
  1. Ion positif
    => Ion yang bermuatan positif, disebut kation.
    cth : Na+, K2+
  2. Ion negatif
    => Ion yang bermuatan negatif, disebut anion.
    cth : Cl-, (SO4)2-
Dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan jumlah atom yang membentuknya :
  1. Ion tunggal
    => terdiri dari 1 atom.
  2. Poliatom
    => terdiri dari dua atom atau lebih.

Asam, Basa, dan Garam

Peta Konsep
Peta Konsep Asam Basa Garam
Peta Konsep Asam Basa Garam

A. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.
Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Untuk mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat dengan menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.
1. Asam
Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan  melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.
Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).
Tabel beberapa contoh asam
Tabel Asam Kehidupan Sehari-hari
Tabel Asam Kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan manusia.
Buah yang bersifat Asam
Buah yang bersifat Asam
2.Basa
Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.
Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH.
Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.
Tabel beberapa contoh Basa
Tabel Basa Kehidupan Sehari-hari
Tabel Basa Kehidupan Sehari-hari
Perbedaan Sifat Asam dan Basa
Perbedaan Sifat Asam Basa
Perbedaan Sifat Asam Basa
3. Garam
Orang mengalami sakit perut disebabkan asam lambung yang meningkat. Untuk menetralkan asam lambung (HCl) digunakan antacid. Antacid mengandung basa yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung (HCl).
Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk molekul air.
H+ (aq) + OH- (aq) —> H2O (ℓ)
Asam       Basa               Air
Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan.
Ion-ion ini akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi, reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa garam.
Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!
Asam + Basa —> Garam + Air
Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium klorida + air
HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (ℓ)
Asam             Basa                 Garam             Air
Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.
Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
Ca(OH)2 termasuk basa kuat.
Tabel beberapa contoh garam
Tabel Garam Kehidupan Sehari-hari
Tabel Garam Kehidupan Sehari-hari
4. Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat Elektrolit
Ketika seseorang mencari ikan dengan  menggunakan ”setrum” atau aliran listrik yang berasal dari aki,  apa yang terjadi setelah beberapa saat ujung alat yang telah dialiri arus listrik itu dicelupkan ke dalam air sungai? Ternyata ikan yang berada di sekitar ujung alat itu terkena aliran listrik dan pingsan atau mati.
Apakah air dapat menghantarkan listrik?
Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang buruk. Akan  tetapi bila dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam air maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang larut dalam air dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam klorida. Zat yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit. Contohnya adalah larutan gula dan larutan urea.
Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik atau tidak, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu, serta bejana yang berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui apakah asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arus listrik.

B. Identifikasi Asam, Basa, dan Garam
Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun netral. Cara menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator alami.
Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.
1. Identifikasi dengan Kertas Lakmus
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru.
c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.
Identifikasi Kertas Lakmus
Identifikasi Kertas Lakmus
2. Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami
Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator asam basa.  Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.
Indikator Alami
Indikator Alami
Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.
C. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan
1. Kekuatan Asam dan Basa
Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana senyawa tersebut dapat diuraikan menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya dalam air disebut ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam larutan merupakan asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau basa yang hanya terionisasi sebagian merupakan asam lemah atau basa lemah.
Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa maka dapat dilakukan percobaan sederhana. Perhatikan nyala lampu saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya apabila nyala lampu terang berarti larutan tersebut tergolong asam atau basa kuat.
Uji Kekuatan Asam Basa
Uji Kekuatan Asam Basa
Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi yang sama menghantarkan listrik yang berbeda. Nyala lampu pada Gambar (a) tampak redup. Ini berarti larutan yang diuji berupa asam lemah atau basa lemah. Adapun pada Gambar (b) lampu menyala terang, menandakan bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat atau basa kuat.
2. Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)
Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen)) bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam larutan tersebut.
Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan dengan persamaan
pH = – log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH– juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
pOH = – log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0—14.
a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.
c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.
Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki pOH = 5, maka harga pH = 14 – 5 = 9. Harga pH untuk beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan sehari-hari dinyatakan dalam Tabel.
Tabel Harga pH untuk Beberapa Jenis Zat
Tabel pH
Tabel pH
3. Menentukan pH Suatu Larutan
Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal, indikator stick, larutan indiaktor, dan pH meter.
a. Indikator Universal.
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.
b. Indikator Kertas (Indikator Stick)
Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.
Indikator Universal
Indikator Universal
c. Larutan Indikator
Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah  larutan metil jingga (Metil Orange = MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7 warnanya menjadi kuning.
Larutan Asam Basa
Larutan Asam Basa
Larutan Indikator
Larutan Indikator
Contoh indikator cair lainnya adalah indikator fenolftalin (Phenolphtalein = pp). pH di bawah 8, fenolftalin tidak berwarna, dan akan berwarna merah anggur apabila pH larutan di atas 10.
d. pH Meter
Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan.
pH meter digital
pH meter digital
PH meter elektronik
PH meter elektronik
REFERENSI:
Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.